Saturday, May 12, 2012

Sleepwalking ?

0 comments
Sleepwalking atau yang laten dengan nama mengigau berjalan merupakan suatu parade sains kontemporer yang belum banyak di muat dalam majalah ilmiah. Dalam hal ini, ada 2 sisi yang dapat tertangkap dalam pengalaman seseorang menggigau. Pertama sadar sedang mengigau dan kedua tak bisa mengelak bahwasan sedang mengigau, atau kata lainnya sangat sulit untuk tersadar dari kondisi sleepwalking.

Berdasarkan latar belakang, hasil penelitian membuktikan satu dari lima anak mengalami sleepwalking teratur dan setidaknya 40% melakukannya minimal sekali. Dan seiring dengan bertambahnya usia, hal tersebut menjadi langka, tetapi 1 - 2,5% orang dewasa masih melakukannya. Sebuah jurnal ilmiah memaparkan seseorang dapat sadar dari sleepwalking 2/3 nya usai mereka kembali tertidur pulas dan 1/3 nya bisa tersadar karena ada kejadian tertentu yang membuat mereka bangun (woke up),seperti terjatuh. Kejadian berjalan dalam tidur ini dapat di sebabkan karena mimpi seseorang sedang melarikan diri dari sesuatu yang menakutkan dan bisa juga sedang mencari  - cari barang dalam mimpinya itu.


Seorang narasumber yang tak ingin di sebut namanya mengomentari dalam berita muatan bbc mengenai topik ini. “Ketika saya masih kecil aku sering berjalan dalam tidur ke lantai bawah dan bergabung dengan orang tua saya menonton TV sampai mereka membawa saya kembali ke tempat tidur”


Jadi, siapapun yang telah mengalami sleepwalking akan tahu bahwa itu tampaknya menjadi kejadian yang sangat aneh, sebuah kejadian yang memiliki fitur dua dimensi, tidur dan bangun. Pengalaman di atas adalah bukti keanehan bagaimana bisa ya si narasumber turun dengan selamat melalui tangga dalam kondisi tertidur. Inilah yang perlu kita kuak.


Kejadian tidur

Kita tidak tahu persis kerja otak yang membuat seseorang mengalami sleepwalking, dan terkadang tidak sama sekali atau sedikit yang dapat tertangkap oleh sleepwalker mengenai lingkungan sekitar saat sleepwalking itu terjadi. Parade sains sleepwalking ini mengundang banyak penelitian demi menguak bagaimana bisa terjadi, seperti menguji dengan mensikluskan waktu tidur, dimulai dengan masa tidur ringan dalam waktu dua puluh menit atau lebih, dan kemudian menjadi sedikit lebih ringan lagi sebelum seseorang tergelincir ke dalam fase rapid eye movement atau REM, tidur . Siklus ini kemudian di ulangi beberapa kali sepanjang malam, dengan durasi tidur REM diperpanjang setiap kali, sampai dengan siklus mencapai bagian utama dari tidur normal.


Dalam pengujian ini kemungkinan besar untuk bermimpi adalah selama tidur REM. Selama tahap ini sleepwalker tidak bisa berbuat apa – apa mencegah memerankan mimpinya, dengan tidur sambil berjalan. Ini adalah bagian paradoksal. Otak cukup aktif untuk sleepwalker agar bergerak, tapi tidak begitu aktif agar sleepwalker terbangun. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan di Niguarda Hospital di Milan, Italia, peneliti meneliti gelombang otak orang yang tidur sambil berjalan dan menemukan bahwa beberapa bagian otak terjaga dan bekerja, sementara yang lain tertidur lelap alias tidak bekerja, ini menunjukkan tidur sambil berjalan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara kedua belahan.


Ada hoax bahwa sleepwalking dengan ciri orang berjalan bersama tangan terangkat lurus ke depan seperti zombie, ekspresinya yang sayu, seolah-olah mata pandangan kosong, dan sangat sulit untuk mendapatkan perhatian mereka adalah mereka yang tertidur berjalan  di mana menavigasi sekitar rumah berdasarkan memori.


Hal tersebut di bantah “apanya yang berdasarkan memori”. Profesor Matthew Walker dari Klinik Tidur University College London Hospital memiliki cerita berkebalikan bahwa ia berseorangkan pasien dengan pengalaman keluar dari rumah, masuk ke mobil dan melaju, sambil tidur nyenyak. Lalu ada kasus gadis berusia 15 tahun yang pada tahun 2005 ditemukan meringkuk tidur di atas sebuah crane 130 ft, setelah naik di sana sementara tidur sambil berjalan.


Kasus-kasus ini jarang terjadi. Tidur sambil berjalan sesekali tidak cenderung mengindikasikan bahwa pertumbuhan seseorang bermasalah. Jika itu terjadi setiap malam dan menyebabkan masalah, maka spesialis menyarankan bahwa orang tua perlu menghabiskan seminggu mencatat waktu ketika sleepwalking cenderung terjadi, dan kemudian dengan lembut membangunkan anak sekitar lima belas menit sebelum waktu sleepwalking yang orang tua catat. Hal ini sering akan mematahkan siklusnya.


Satu nasihat tentang tidur sambil berjalan yaitu berhati - hatilah bahwa hal itu berbahaya untuk berjalan dalam tidur, dan tak terbayangkan bagaimana sleepwalking bisa saja mencelakakan anda. Jadi bagaimanapun bila kita menjumpai rekan yang sedang sleepwalking usahakan entah bagaimana caranya sakiti mereka agar terbangun. Dan tentunya ada kemungkinan mereka tidak akan senang dengan perilaku anda membangunkannya
 -PUBLICinspire-

0 comments :

Post a Comment

Satu komentar anda akan di baca oleh banyak orang,dan dua komentar anda akan lebih banyak di baca pula. silahkan berkomentar