You can see what pitcures i had drawn. yaitu GAMBAR BATIK. Bagus? hmm mungkin cukup bagus untuk pemanasan pertama. Ini adalah project kecil untuk tugas kesenian, butuh waktu 2 sampai 3 hari yang mengharuskan saya melukis motif batik sebagus dan semenarik mungkin. Sedikit berbagi, untuk sketsa motif yang saya buat tidaklah menyulitkan dan membutuhkan waktu yang lama, hanya saja dalam pewarnaan cukup sulit, karena permainan gradasi warna begitu saya perhatikan. Alhasil bisa anda nilai sendiri. lets creative on your field fella.
- What're you feeling right now
- Faith of my heart
- Featured Post 3 with Small Thumbnail
- Featured Post 4 with Small Thumbnail
?? quest why
complex.. Name's... More
Faith of my heart
Saya merasa senang penyanyi Russel Watson sedari dulu telah menggambarkan all the things... More
Title Featured Post 3
Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros... More
Title Featured Post 4
Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam... More
Tuesday, December 11, 2012
Monday, December 10, 2012
Pola Paragraf Induktif/Deduktif dan Unsur - unsur Puisi
A. PENGERTIAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan paragraf (penalaran) adalah pemikiran
untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang
relevan. Dengan kata lain penalaran adalah proses penafsiran data sebagai dasar
untuk menarik suatu kesimpulan.
Berdasarkan prosesnya, penalaran terdiri atas induksi dan
deduksi. Yang termasuk penalaran induksi adalah generalisasi, analogi, dan
sebab akibat, sedangkan yang termasuk penalaran deduksi adalah silogisme dan
entimem.
Generalisasi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual
untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup fenomena
tadi. Pada generalisasi, peristiwa yang dikemukakan harus memadai agar dapat
ditarik kesimpulan yang terpercaya kebenarannya.
Bagan dan
contoh
Contoh:
Saya melihat orang
oran gasyik membaca koran di halte bus. Kegiatan serupa juga saya jumpai di
peron stasiun kereta api. Saat saya jalan – jalan di taman hal yang sama juga
saya lihat orang duduk bersantai sambil membaca koran. Bahkan, ketika saya
keluar ruang dan samapai di trotoar, saya melihat berderet anak sekolah, kaula
muda, dan orang dewasa semua sedang membaca. Jadi, banyak orang yang
memanfaatkan waktu untuk mebaca.
2. Analogi
2. Analogi
Dalam analogi, dua macam hal
diperbandingkan dengan hanya memperhatikan persamaannya, tanpa memperhatikan
perbedaannya. Jadi kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara
dua hal yang berbeda.
Contoh:
Seorang bayi
dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. bayi akan dibentuk pribadinya
sesuai dengan didikan yangg diterimanya seperti kertas dapat diiisi dengan
berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi di didik dengan baik
maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang bermanfaat bagi
siapapun yang membacanya. Jadi, membentuk kepribadiaan baik seorang anak ibarat
menulisi kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.
3. Sebab akibat
3. Sebab akibat
bertolak dari peristiwa yang
dianggap sebagai sebab yang diketahui kemudian bergerak menuju satu kesimpulab
sebagai akibat yang terdekat.
Contoh :
(1) sepuluh tahun yang
lalu hutan bakau dibabat habis-habisan.(2)lahan bekas hutan bakau itu disulap
menjadi tambak-tambak udang windu.(3)memang, pada waktu itu pengusaha udang itu
memperoleh keuntungan besar karena harganya sangat mahal diluar negeri.(4)akan
tetapi, setelah barang dagangan itu tidak laku dipasaran internasional, para
pengusaha kembali ke kota, meninggalkan kerusakan lingkungan.(5)laut tercemar
karena hutan bakau yang menyaring limbah yang masuk kelaut tidak ada lagi.(6)sekarang
, puluhan ribu nelayan sulit meghidupi keluarganya karena tak ada ikan yang
dapat ditangkap ditepi pantai.
C. POLA PARAGRAF DEDUKTIF
C. POLA PARAGRAF DEDUKTIF
proses
penalaran deduksi berusaha menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum
1. Silogisme
PREMIS UMUM A=”Setiap pemimpin yang baik”B=”selalu memerhatikan kesejahteraan anak buahnya.”
PREMIS KHUSUS C=”Rahadian”A=“pemimpin yang baik.”
SIMPULAN C=”Rahadian” B=“selalu memerhatikan kesejahteraan anak buahnya.”
1. Silogisme
PREMIS UMUM A=”Setiap pemimpin yang baik”B=”selalu memerhatikan kesejahteraan anak buahnya.”
PREMIS KHUSUS C=”Rahadian”A=“pemimpin yang baik.”
SIMPULAN C=”Rahadian” B=“selalu memerhatikan kesejahteraan anak buahnya.”
Rumusnya
PU= A+B
PK= C+A
S = C+B
2. Entimen
2. Entimen
Rumusnya: S (C+B) karena PK (C+A)
maka, Entimem dari silogisme di atas adalah:
C= “Rahadia”
B= “selalu memerhatikan
kesejahteraan anak buahnya karena” C=
ia A=“pemimpin yang
baik”
D. UNSUR – UNSUR PUISI
1. TEMA PUISI
D. UNSUR – UNSUR PUISI
1. TEMA PUISI
Tema adalah sesuatu yang menjiwai
puisi tersebut atau suatu pokok yang ingin disampaikan oleh penyair. Perhatikan
sepenggal puisi karya Armyn Pane berikut:
KEMBANG SETENGAH JALAN
Mejaku hendak dihiasi
Kembang jauh dari gunung
Kau petik sekarang kembang
Jauh jalan panas hari
Bunga layu setengah jalan
Setelah membaca puisi tersebut dengan baik dapat kita ambil kesimpulan bahwa temanya adalah sesuatu yang tak sampai (kasih tak sampai atau cinta bertepuk sebelah tangan).
2. AMANAT
Amanat adalah pesan yang ingin
disampaikan penyair kepada pembacanya. Perhatikan sepenggal puisi karya
Waluyati berikut.
SIAPA?
Tersebar engkau, kamu sengsara
Duduk meratap di seluruh kota
Dan suara tangisku membumbung, memilukan hati
Berdasarkan puisi tersebut kita dapat menangkap pesan
penyair bahwa sebaiknya kita mengasihi kaum dhuafa (orang – orang miskin).
3. DIKSI
3. DIKSI
Diksi adalah pilihan kata yang
diusahakan oleh penyair secermat dan seteliti mungkin. Perhatikan penggalan
puisi karya Chairil Anwar berikut.
DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut
nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Pilihan kata mengingat Kau penuh seluruh merupakan diksi yang sangat tepat untuk menggambarkan kesempurnaan Tuhan.
4. PENCITRAAN
Pencitraan merupakan pilihan kata
yang digunakan oleh penyait untuk dapat menggugah daya imajinasi kita sehingga
kita melihat, mendengarkan, merasakan secara fantasi (imaji). Perhatikan
sepenggal puisi karya Amir Hamzah berikut.
BERDIRI AKU
Berdiri aku di senja
senyap
Camar melayang menepis
buih
Melayah bakau mengurai
puncak
Menjulang datang ubur
berkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengepas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
Imajinasi kita sungguh tergugah oleh puisi tersebut. Kita seakan – akan bisa menyaksikan sendiri bagaimana hembusan angin menerpa tubuh kita dan suasana laut pada waktu senja.
5. RIMA/BUNYI
Rima adalah persamaan bunyi yang
menyebabkan puisi tersebut indah ketika dibaca
6. GAYA BAHASA
6. GAYA BAHASA
Gaya bahasa adalah cara yang
digunakan penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imajinasi pembaca dengan
menggunakan majas
1. Majas perumpamaan/simile. kedua orang itu seperti pinang dibelah dua
2. Majas metafora. pemuda adalah harapan bangsa
3. Majas personafikasi. ombak menerjang batu karang dengan kerasnya
4. Majas alegori. mereka mengarungi lautan kehidupan dengan bahtera rumah
5. Majas Pleonasme. barisan itu melangkah maju ke depan
6. Majas hiperbola. suaranya menggelegar membelah angkasa
7. Majas Tautologi. kehidupannya amat sangat miskin
8. Majas perifaris. sebelum matahari terbit dia sudah berangkat ke kantor
9. Majas litotes. apakah yang kau harapkan dari aku yang hina ini
10. Majas paradoks. dia merasa kesepian di tengah kota yang ramai ini
11. Majas klimaks. jangankan sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta pun akan kuberikan padamu untuk biaya sekolahmu
12. Majas antiklimaks. jangankan sepuluh ribu, seratus ribu, seribu pun aku tak punya
13. Majas metonimia. kami sekeluarga mudik ke kampung halaman dengan naik kijang
14. Majas sinekdoke
- Pars pro toto. Ibu membeli seekor ayam untuk lauk pauk
- Totem pro parte. Indonesia gagal meraih piala sudirman
15. Majas alusio. peristiwa tanjung priok itu membuat trauma masyarakat
16. Majas Eufimisme. saya meminta izin ke kamar kecil sebentar, Bu
17. Majas Paralelisme
- Anafora. Sunyi itu duka Sunyi itu kudus Sunyi itu lupa
- Epifora. beta pattirajawane Kikisan laut Berdarah laut
18. Majas repitisi. Bukan, bukan aku yang menyembunyikan bukunya
19. Majas tropen. Hari ini ayah saya terbang dari Surabaya
20. Majas kontrakdisio interminis. Seluruh siswa sudah mengerjakan tugasnya kecuali si Fulan
1. Majas perumpamaan/simile. kedua orang itu seperti pinang dibelah dua
2. Majas metafora. pemuda adalah harapan bangsa
3. Majas personafikasi. ombak menerjang batu karang dengan kerasnya
4. Majas alegori. mereka mengarungi lautan kehidupan dengan bahtera rumah
5. Majas Pleonasme. barisan itu melangkah maju ke depan
6. Majas hiperbola. suaranya menggelegar membelah angkasa
7. Majas Tautologi. kehidupannya amat sangat miskin
8. Majas perifaris. sebelum matahari terbit dia sudah berangkat ke kantor
9. Majas litotes. apakah yang kau harapkan dari aku yang hina ini
10. Majas paradoks. dia merasa kesepian di tengah kota yang ramai ini
11. Majas klimaks. jangankan sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta pun akan kuberikan padamu untuk biaya sekolahmu
12. Majas antiklimaks. jangankan sepuluh ribu, seratus ribu, seribu pun aku tak punya
13. Majas metonimia. kami sekeluarga mudik ke kampung halaman dengan naik kijang
14. Majas sinekdoke
- Pars pro toto. Ibu membeli seekor ayam untuk lauk pauk
- Totem pro parte. Indonesia gagal meraih piala sudirman
15. Majas alusio. peristiwa tanjung priok itu membuat trauma masyarakat
16. Majas Eufimisme. saya meminta izin ke kamar kecil sebentar, Bu
17. Majas Paralelisme
- Anafora. Sunyi itu duka Sunyi itu kudus Sunyi itu lupa
- Epifora. beta pattirajawane Kikisan laut Berdarah laut
18. Majas repitisi. Bukan, bukan aku yang menyembunyikan bukunya
19. Majas tropen. Hari ini ayah saya terbang dari Surabaya
20. Majas kontrakdisio interminis. Seluruh siswa sudah mengerjakan tugasnya kecuali si Fulan
PEREMPUAN
PEREMPUAN PERKASA
Oleh Hartoyo Andangjaya
Perempuan- perempuan
yang membawa bakul di pagi buta
Dari manakah mereka
Ke stasiun mereka
datang dari bukit – bukit
Sebelum peluit kereta pagi terjaga (1)
Sebelum haru bermula
dalam pesta kerja (2)
Perempuan- perempuan
membawa bakul dalam kereta
Kemanakah mereka
Di atas roda – roda baja (3) mereka berkendara
Mereka berlomba dengan
surya menuju gerbang kita
Mereka hidup di
pasar-pasar kota
Perempuan- perempuan
yang membawa bakul di pagi buta
Siapakah mereka
Mereka itulah ibu – ibu yang perkasa (4)
Akar – akar (5) yang
melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka cinta kasih
yang bergerak menghidupi desa demi desa
Penjelasan
(1)Majas personafikasi
(2) majas hiperbola
(3) majas metafora
(4) majas hiperbola
(5) majas metafora
Dari puisi di atas diketahui
a. Tema
puisi Kegigihan wanita desa dalam mencari nafkah.
b. Pencitraan
puisi Pengungkapan dalam puisi yang acuannya bersifat indrawi, seperti perasa,
penglihatan, penciuman, pendengaran, dan gerakan.
E. JENIS – JENIS PUISI
1. PUISI LAMA
Syair yang berciri-ciri
• Tiap bait 4 baris
• Tiap baris 9 – 12 suku kata
• Bersajak a a a a
• Dari sastra Arab
Contoh
Sekalian bintang
sudahlah pasti
Bulannya juga memutus
hati
Boleh lama pungguk
menanti
Habislah bulan tahun
berganti
Pantun yang berciri-ciri
• Tiap bait 4 baris
• Tiap baris 9 – 12 suku kata
• Bersajak abab
• Baris 1&2 sampiran, baris
3&4 isi
• Asli Indonesia
Contoh
Air dalam bertambah
dalam
Hujan di hulu belum
lagi teduh
Hati dendam bertambah
dendam
Dendam dahulu belum
lagi sembuh
2. PUISI BARU
Syair yang berciri - ciri :
• Tiap bait 2 baris
• Tiap baris 9 – 12 suku kata
• Bersajak ab
• Baris 1 sampiran baris 2 isi
• Berupa sindiran, ejekan, atau
cemoohan
Contoh
1 Sebab pulut santan binasa
Sebab mulut badan binasa
2 Dahulu Loyang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci
Pantun
• Tiap bait 2 baris
• Tiap baris 9 – 12 suku kata
• Bersajak a a
• Baris 1 sebab baris 2 akibat
• Berupa nasihat
Contoh
1 Kepada orang tua hendaklah hormat
Agar selamat dunia akhirat
2 Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
Sunday, November 25, 2012
Sunday, November 11, 2012
Mencari Ikhtisari Buku Non-Fiksi
FIKSI
dan NON-FIKSI
Fiksi
adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas
kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi. Sifat fiksi yaitu segala
sesuatu yang diungkapkan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dalam kehidupan
sehari-hari, karena merupakan hasil rekaan.
Karangan Fiksi berisi
kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang atau analisa
ilmiah. Fiksi imajinatif dapat berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen).
Fiksi ilmiah berupa fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori,
atau spekulasi ilmiah.
Karangan fiksi berusaha
menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan
ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya. Bahasa tulisan fiksi
selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak
sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana
pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat
mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan
pembaca.
Nonfiksi
adalah karya sastra yang dibuat berdasarkan data – data
yang otentik saja, tapi bisa juga data itu dikembangkan menurut imajinasi
penulis. Karangan nonfiktif yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta,
realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita
sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah
populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan
sebagainya.
Karangan nonfiktif
berusaha mencapai taraf objektifitas yang tinggi, berusaha menarik, dan
menggugah nalar (pikiran) pembaca. Bahasa karangan nonfiktif bersifat
denotative dan menunjukan pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak
bermakna ganda.
RANGKUMAN
dan IKHTISAR
Rangkuman
atau ringkasan adalah bentuk ringkas dari karangan dengan
masih memperlihatkan sosok dasar dari aslinya. Inti tidak meninggalkan urutan
dasar yang melandasinya. Dengan kata lain rangkuman memangkas hal-hal yang
lebih kecil. meliputi gagasan utama bacaan sedangkan kerangka dasar masih
tampak jelas.
Ciri-ciri ringkasan:
- Struktural wacananya tetap tidak berubah sesuai dengan teks bacaan, di mana inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
- Kerangka dasar masih tampak jelas
- Memendekkan suatu bacaan atau memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
- Bentuknya lebih pendek atau lebih ringkas dengan tujuannya untuk memangkas gagasan.
Ikhtisar
atau intisari pada dasarnya sama dengan ringkasan
dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari suatu karangan
panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang
membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil inti
dia bebas mengambil kata-kata, asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.
Ciri- ciri ikhtisar:
- Tidak mempertahankan urutan gagasan atau Tidak terikat dengan struktur wacana
- Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti.
- Tujuannya untuk mengambil inti, berisi bagian – bagian penting dalam teks wacana,
- Memendekkan suatu bacaan,
Rangkuman
|
Ikhtisar
|
- Membuat
betuk kecil karangan
- Mereproduksikan
kata pengarang
- Mempertahankan
urutan gagsan karangan yang membangun sosok/ bahan karangan.
- Penyusunan
terikat penataan, isi, dan sudut pandang.
- Bersifat
objektif, menyusun tidak boleh mengubah susunan maupun sudut pandang.
- Kalimat
pendek dan senada dengan kalimat bacaan.
|
- Mengambil intinya
- Mereproduksikan
kembali secara kreatif kata dari pengarang.
- Urutan
gagasan yang diungkap kembali tidak seperti urutan gagasan karangan.
- Penyusunan
bebas, mengungkapkan apa yang menurutnya mewakili inti bacaan.
- Subjektif,
penyusunan boleh mengubah menurutnya yang mewakili init
- Kalimat cenderung sesaui dengan keinginan
penyusuanan.
|
*Perbandingan
mendasar antara rangkuman dan ikhtisar
Contoh
Buku nonfiktif, artikel jurnalis yang di muat Kompas, 5 Agustus 2012
TRADISI BUKA
PUASA BERSAMA
Buka puasa bersama kini
seolah menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari ibadah di bulan Ramadhan.
Kegiatan ini dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, dari kelas bawah
hingga kelas atas. Bahkan, di bulan Ramadhan, kegiatan politik pun menyeeuaikan
dengan jadwal puasa hingga dibungkus dengan acara buka puasa bersama. Bahkan
89,7 persen responden jajak pendapat menjawab bahwa kegiatan tersebut memiliki
manfaat secara sosial untuk membangun kebersamaan. Meskipun puasa baru
menginjak hari ke-12, sudah 38,4 persen responden yang mengaku telah menghadiri
acara buka puasa bersama.
oleh Gunawan
Langkah Menentukan Intisari dari Bacaan
- membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.
- membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap paragraf.
- dengan berpedoman hasil catatan, mulai menentukan satu intisari dari gagasan atau pikiran utama dan menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan tersebut berdasarkan bahasa sendiri.
- baca kembali hasil intisari dan mengadakan perbaikan apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
- tulis kembali hasil intisari berdasarkan hasil perbaikan dan pastikan bahwa intisari yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan pikiran-pikiran pokok di catatan semula
Saturday, October 27, 2012
Gurindam
Arti kata
Gurindam berasal dari India, yaitu kirindam
yang berarti mula-mula amsal atau perumpamaan. Menurut pengertiannya, Gurindam yaitu suatu puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait, dimana tiap bait terdiri dari dua baris kalimat dengan
irama yang sama dan merupakan kesatuan yang utuh. Untuk membuktikannya,
mari disimak contoh gurindam 12 pasal 1 berikut
Barang siapa tiada memegang agama.
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat.
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah.
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri.
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia.
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat.
tahulah ia dunia mudarat.
Dari contoh di atas, secara kasat mata kita dapat mengetahui
karakterisitik daripada Gurindam, diantaranya:
- Terdiri atas dua baris atau larik dalam 1 bait
- Berima /aa/hh/ii/…
- Baris pertama merupakan syarat dan baris kedua berisi akibat
- Selalu berisi nilai-nilai, nasehat dan Berisi ajaran, budi pekerti, atau nasihat keagamaan.
Dalam sebuah Gurindam terkandung nilai pengamalan. Nilai
pada hakikatnya adalah susuatu yang dapat dipetik manfaatnya. Nilai-nilai yang
terkandung dalam gurindam bisa berupa:
- nilai moral kehidupan manusia dengan diri sendiri yang meliputi: kearifan, kesederhanaan, kejujuran, keberanian hidup, dan kewaspadaan hidup,
- nilai moral kehidupan manusia dengan orang lain yang meliputi: kesetiaan kepada sesama manusia, kebersamaan hidup, dan penghormatan kepada orang lain,
- nilai moral kehidupan manusia dengan Tuhan yang meliputi: percaya kepada Tuhan dan istiqomah
will be continued……
Saturday, July 21, 2012
Fenomena Abad 21 antara Manusia dan Teknologi
Proses globalisasi dibuktikan dengan citra inovasi teknologi yang semakin menggeliat. Banyak orang tercebur dalam kenikmatan lewat fitur yang dihadirkan kemasan produk berteknologi,itulah sebab mengapa teknologi memiliki daya
tarik yang tinggi.
Menurut Mardikanto (1993),
teknologi adalah suatu produk, informasi dan praktek-praktek baru yang
belum banyak diketahui, diterima dan digunakan oleh warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya
perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Dilatarbelakangi dari pengertian tersebut, teknologi memunculkan sebuah fakta
menarik, yaitu ketika manusia menciptakan teknologi, dan membuatnya semakin
mutakhir, entah mengapa teknologi itu mengubah drastis sebagian besar pribadi
pemakainya. Penulis mengistilahkan banyak manusia sudah terkomputerisasi.
Pembaca
bisa mengkoreksi pernyataan di atas terhadap beberapa fenomena yang akan dibeberkan. Keyakinan saya
bila bukan anda yang telah terkomputerisasi, maka teman, adik, orangtua, hingga
sanak saudara atau beberapa dari mereka telah menunjukkan fenomena luar biasa
ini.
- Ketika mendengar nada dering Handphone anda segera membuka dan mengangkatnya, sedangkan ketika anda mendengar suara adzan yang memanggil untuk sholat maka kalian akan mencoba mengatakan nanti pada hati kalian.
- Ketika pulsa habis maka anda akan berkorban apa saja untuk mampu membeli, sedangkan apabila ada yang meminta sedekah apa kita bisa melakukan pengorbanan seperti halnya membeli pulsa?
- Ketika membaca sms mungkin anda akan terlena dan menjadi khusuk dalam membacanya, terutama sms dari pacar yang membuat anda tersenyum-senyum sendiri, bahkan orang yang disamping tanpa salah anda cuekkan dan terlalu serunya sampai-sampai anda tidak mau berhenti smsan. Coba bayangkan ketika anda membaca Al-Qur'an?, membaca alkitab? Paling hanya anda sudah ingin berhenti.
Pengguna
(user) perlu berpikir kritis.
Fenomena abad 21 dengan canggihnya teknologi dapat mengubah seseorang
sedemikian rupa. Banyak teknologi
mempengaruhi individu pada tingkat personal, contoh di atas menunjukan
bahwa teknologi telah menjadi kebutuhan yang harus ada dalam keseharian
pengguna.
Pemakaian
teknologi bermanfaat sekali dengan syarat tanpa harus menomor dua kan kewajiban
kita pada sesama manusia, terutama kepada Tuhan. Banyak kebaikan memahami
teknologi, satu sisi positifnya menghilangkan kekakuan terhadap perkembangan
zaman. Inti mengaplikasikan teknologi di mana kita sebagai user, secerdas –
cerdas langkah harus di bekali benteng ilmu supaya tidak terjerumus atas
kehadirannyai. Bila menyeberangi pandangan filsafat, kita patut merenungkan
mengapa kita yang menciptakan nya membuat ia balik menyerang kita sang
pencipta, padahal posisi saya dan juga anda lebih berkuasa dari padanya.
(Analogi antara manusia dan Sang Pencipta). Pahamilah maka anda akan mendapat
sisi kebenaran.
-PUBLICinspire-
Daftar Pustaka
*Syamrilaode,Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli. http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2060372-pengertian-teknologi-menurut-para-ahli/. Diakses pada tanggal 22 Juli 2012.
*Admin, Infoyazid. www.info-yazid.com/. Diakses pada tanggal 22 Julii 2012.
Friday, July 20, 2012
3 golongan orang yang sia-sia berpuasa
Marhaban Ya Ramadhan. Alhamdulillah rasa syukur yang luar biasa penulis haturkan kepada Allah SWT, atas nikmatNya untuk seluruh alam termasuk nikmat yang penulis rasakan karena dipertemukannya kembali bersama Ramadhan. Alhamdulillah.
21/7/2012, Hari yang penuh suka cita ini adalah hari pertama menjalani ibadah puasa. Kemaren, 1st tarawih yang penulis lakukan sangat terasa kenikmatannya. Begitu juga, setiap malam kedepan adalah waktu yang dinantikan bilamana hati dan telinga akan diperdengarkan dengan cerama tarawih.
Sahabat yang saya cintai karena Allah. Isi yang saya tangkap dari ceramah ramadhan kemaren bahwa dalam Kitab Darul Nafis dituangkan 3 golongan orang yang sia-sia berpuasa. Karangan As Syeh Muhammad Nafis Ibn Idris Al Banjari ini menerangkan bahwa ALLAH tidak menerima ibadah pada pagi siang dan malamnya orang berpuasa jika
Anak Durhaka kepada Orang Tua dan belum meminta maaf.
Oleh karena itu mari mengoreksi diri apakah sudah kita meminta maaf kepada Orang tua. Ridhanya Orang tua adalah ridhonya Allah. Dan kebaikan seorang anak yang paling utama yaitu mendoakan kedua Orang tuanya. Insyaallah doa anak yang soleh dan telah meminta maaf kepada Orang tua karena Allah di hijabah oleh Nya, sebagai pahala jariyah dan amal yang tiada putus-putus bagi keduanya walaupun mereka telah tiada.
Istri yang berani menentang pada suaminya atau Suami yang kasar pada isterinya.
Para istri yang merasa ada kesalahan maka meminta maaflah kepada suaminya. Dosa istri baik yang dibuatnya secara pribadi atau karena anak mereka diminta pertanggung jawabannya dihadapan Allah. Oleh karena itu di moment bulan ramadhan ini bersama-sama lah sepasang suami istri mencari keberkahanNya, tanpa ada pertentangan yang akan menghalangi diri mereka untuk mencium bau Surga Firdaus
Orang yang memutuskan tali silaturahmi atau menyakitin sesama muslim.
Hadits mengatakan bahwa muslim itu ibarat satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh sakit maka tubuh yang lain merasa sakit. Dapat di ambil hikmah nya bahwa sesama muslim di larang menyakiti apabila tidak ingin puasanya sia-sia. Begitu pula bila kita memutuskan tali silatuhrami maka satu tubuh yang mulanya kokoh akan tergoncang sekuat-kuatnya walau tanpa kita sadari hal tersebut terjadi.
Relakah pahala puasa kita terambil untuk 3 hal di atas. Penuhilah hari Puasa ini dengan barokah dan kemohon ampunan kita kepada Allah. Astaghfirullahaladzim.
-PUBLICinspire-
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)