Tuesday, December 11, 2012

Melukis Motif Batik

0 comments
You can see what pitcures i had drawn. yaitu GAMBAR BATIK. Bagus? hmm mungkin cukup bagus untuk pemanasan pertama. Ini adalah project kecil untuk tugas kesenian, butuh waktu 2 sampai 3 hari yang mengharuskan saya melukis motif batik sebagus dan semenarik mungkin. Sedikit berbagi, untuk sketsa motif yang saya buat tidaklah menyulitkan dan membutuhkan waktu yang lama, hanya saja dalam pewarnaan cukup sulit, karena permainan gradasi warna begitu saya perhatikan. Alhasil bisa anda nilai sendiri. lets creative on your field fella.
Read more...

Monday, December 10, 2012

Pola Paragraf Induktif/Deduktif dan Unsur - unsur Puisi

7 comments
A.      PENGERTIAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF
Pola pengembangan paragraf (penalaran) adalah pemikiran untuk memperoleh kesimpulan atau pendapat yang logis berdasarkan data yang relevan. Dengan kata lain penalaran adalah proses penafsiran data sebagai dasar untuk menarik suatu kesimpulan.
Berdasarkan prosesnya, penalaran terdiri atas induksi dan deduksi. Yang termasuk penalaran induksi adalah generalisasi, analogi, dan sebab akibat, sedangkan yang termasuk penalaran deduksi adalah silogisme dan entimem.

B.      POLA PARAGRAF INDUKTIF
Penalaran induksi adalah suatu proses berfikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi fenomena - fenomena yang ada.



1.       Generalisasi
                Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup fenomena tadi. Pada generalisasi, peristiwa yang dikemukakan harus memadai agar dapat ditarik kesimpulan yang terpercaya kebenarannya.
Bagan dan contoh

Contoh:
Saya melihat orang oran gasyik membaca koran di halte bus. Kegiatan serupa juga saya jumpai di peron stasiun kereta api. Saat saya jalan – jalan di taman hal yang sama juga saya lihat orang duduk bersantai sambil membaca koran. Bahkan, ketika saya keluar ruang dan samapai di trotoar, saya melihat berderet anak sekolah, kaula muda, dan orang dewasa semua sedang membaca. Jadi, banyak orang yang memanfaatkan waktu untuk mebaca.

2.       Analogi
Dalam analogi, dua macam hal diperbandingkan dengan hanya memperhatikan persamaannya, tanpa memperhatikan perbedaannya. Jadi kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara dua hal yang berbeda.

Contoh:
Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih. bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yangg diterimanya seperti kertas dapat diiisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya. Bila bayi di didik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Jadi, membentuk kepribadiaan baik seorang anak ibarat menulisi kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.

3.       Sebab akibat
bertolak dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui kemudian bergerak menuju satu kesimpulab sebagai akibat yang terdekat.

Contoh :
(1) sepuluh tahun yang lalu hutan bakau dibabat habis-habisan.(2)lahan bekas hutan bakau itu disulap menjadi tambak-tambak udang windu.(3)memang, pada waktu itu pengusaha udang itu memperoleh keuntungan besar karena harganya sangat mahal diluar negeri.(4)akan tetapi, setelah barang dagangan itu tidak laku dipasaran internasional, para pengusaha kembali ke kota, meninggalkan kerusakan lingkungan.(5)laut tercemar karena hutan bakau yang menyaring limbah yang masuk kelaut tidak ada lagi.(6)sekarang , puluhan ribu nelayan sulit meghidupi keluarganya karena tak ada ikan yang dapat ditangkap ditepi pantai.

C.      POLA PARAGRAF DEDUKTIF
proses penalaran deduksi berusaha menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang khusus berdasarkan fakta-fakta yang bersifat umum

1.       Silogisme
PREMIS UMUM                 A=Setiap pemimpin yang baik”B=”selalu memerhatikan kesejahteraan anak buahnya.”
PREMIS KHUSUS              C=”Rahadian”A=“pemimpin yang baik.”
SIMPULAN                          C=”Rahadian” B=selalu memerhatikan kesejahteraan anak buahnya.”
Rumusnya
PU= A+B
PK= C+A
S   = C+B

2.       Entimen
Rumusnya:  S (C+B) karena PK (C+A)
maka, Entimem dari silogisme di atas adalah:
C= Rahadia” B= selalu memerhatikan kesejahteraan anak buahnya karena” C= ia A=pemimpin yang baik”

D.      UNSUR – UNSUR PUISI

1.       TEMA PUISI
Tema adalah sesuatu yang menjiwai puisi tersebut atau suatu pokok yang ingin disampaikan oleh penyair. Perhatikan sepenggal puisi karya Armyn Pane berikut:

KEMBANG SETENGAH JALAN
Mejaku hendak dihiasi
Kembang jauh dari gunung
Kau petik sekarang kembang
Jauh jalan panas hari
Bunga layu setengah jalan

Setelah membaca puisi tersebut dengan baik dapat kita ambil kesimpulan bahwa temanya adalah sesuatu yang tak sampai (kasih tak sampai atau cinta bertepuk sebelah tangan).

2.       AMANAT
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembacanya. Perhatikan sepenggal puisi karya Waluyati berikut.

SIAPA?
Tersebar engkau, kamu sengsara
Duduk meratap di seluruh kota
Dan suara tangisku membumbung, memilukan hati

Berdasarkan puisi tersebut kita dapat menangkap pesan penyair bahwa sebaiknya kita mengasihi kaum dhuafa (orang – orang miskin).

3.       DIKSI
Diksi adalah pilihan kata yang diusahakan oleh penyair secermat dan seteliti mungkin. Perhatikan penggalan puisi karya Chairil Anwar berikut.

DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
                Biar susah sungguh
                Mengingat Kau penuh seluruh

Pilihan kata mengingat Kau penuh seluruh merupakan diksi yang sangat tepat untuk menggambarkan kesempurnaan Tuhan.

4.       PENCITRAAN
Pencitraan merupakan pilihan kata yang digunakan oleh penyait untuk dapat menggugah daya imajinasi kita sehingga kita melihat, mendengarkan, merasakan secara fantasi (imaji). Perhatikan sepenggal puisi karya Amir Hamzah berikut.

BERDIRI AKU
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Menjulang datang ubur berkembang
                Angin pulang menyejuk bumi
                Menepuk teluk mengepas emas
                Lari ke gunung memuncak sunyi
                Berayun-ayun di atas alas

Imajinasi kita sungguh tergugah oleh puisi tersebut. Kita seakan – akan bisa menyaksikan sendiri bagaimana hembusan angin menerpa tubuh kita dan suasana laut pada waktu senja.

5.       RIMA/BUNYI
Rima adalah persamaan bunyi yang menyebabkan puisi tersebut indah ketika dibaca

6.     GAYA BAHASA
Gaya bahasa adalah cara yang digunakan penyair untuk membangkitkan dan menciptakan imajinasi pembaca dengan menggunakan majas
1.       Majas perumpamaan/simile. kedua orang itu seperti pinang dibelah dua
2.       Majas metafora.  pemuda adalah harapan bangsa
3.       Majas personafikasi.  ombak menerjang batu karang dengan kerasnya
4.       Majas alegori. mereka mengarungi lautan kehidupan dengan bahtera rumah
5.       Majas Pleonasme. barisan itu melangkah maju ke depan
6.       Majas hiperbola. suaranya menggelegar membelah angkasa
7.       Majas Tautologi. kehidupannya amat sangat miskin
8.       Majas perifaris. sebelum matahari terbit dia sudah berangkat ke kantor
9.       Majas litotes. apakah yang kau harapkan dari aku yang hina ini
10.   Majas paradoks. dia merasa kesepian di tengah kota yang ramai ini
11.   Majas klimaks. jangankan sepuluh ribu, seratus ribu, sejuta pun akan kuberikan padamu untuk biaya sekolahmu
12.   Majas antiklimaks. jangankan sepuluh ribu, seratus ribu, seribu pun aku tak punya
13.   Majas metonimia. kami sekeluarga mudik ke kampung halaman dengan naik kijang
14.   Majas sinekdoke
-                      Pars pro toto. Ibu membeli seekor ayam untuk lauk pauk
-                      Totem pro parte. Indonesia gagal meraih piala sudirman
15.   Majas alusio. peristiwa tanjung priok itu membuat trauma masyarakat
16.   Majas Eufimisme. saya meminta izin ke kamar kecil sebentar, Bu
17.   Majas Paralelisme
-                      Anafora. Sunyi itu duka Sunyi itu kudus Sunyi itu lupa
-                      Epifora. beta pattirajawane Kikisan laut Berdarah laut
18.   Majas repitisi. Bukan, bukan aku yang menyembunyikan bukunya
19.   Majas tropen. Hari ini ayah saya terbang dari Surabaya
20.   Majas kontrakdisio interminis. Seluruh siswa sudah mengerjakan tugasnya kecuali si Fulan

PEREMPUAN PEREMPUAN PERKASA
Oleh Hartoyo Andangjaya

Perempuan- perempuan yang membawa bakul di pagi buta
Dari manakah mereka
Ke stasiun mereka datang dari bukit – bukit
Sebelum peluit kereta pagi terjaga (1)
Sebelum haru bermula dalam pesta kerja (2)
Perempuan- perempuan membawa bakul dalam kereta
Kemanakah mereka
Di atas roda – roda baja (3) mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang kita
Mereka hidup di pasar-pasar kota
Perempuan- perempuan yang membawa bakul di pagi buta
Siapakah mereka
Mereka itulah ibu – ibu yang perkasa (4)
Akar – akar (5) yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa

Penjelasan
(1)Majas personafikasi
(2) majas hiperbola
(3) majas metafora
(4) majas hiperbola
(5) majas metafora

Dari puisi di atas diketahui
a. Tema puisi Kegigihan wanita desa dalam mencari nafkah.
b. Pencitraan puisi Pengungkapan dalam puisi yang acuannya bersifat indrawi, seperti perasa, penglihatan, penciuman, pendengaran, dan gerakan.

E.         JENIS – JENIS PUISI

1.            PUISI LAMA

Syair yang berciri-ciri
•             Tiap bait 4 baris
•             Tiap baris 9 – 12 suku kata
•             Bersajak a a a a
•             Dari sastra Arab
Contoh
Sekalian bintang sudahlah pasti
Bulannya juga memutus hati
Boleh lama pungguk menanti
Habislah bulan tahun berganti

Pantun yang berciri-ciri
•             Tiap bait 4 baris
•             Tiap baris 9 – 12 suku kata
•             Bersajak abab
•             Baris 1&2 sampiran, baris 3&4 isi
•             Asli Indonesia
Contoh
Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

2.       PUISI BARU

Syair yang berciri - ciri :
•             Tiap bait 2 baris
•             Tiap baris 9 – 12 suku kata
•             Bersajak ab
•             Baris 1 sampiran baris 2 isi
•             Berupa sindiran, ejekan, atau cemoohan
Contoh
1              Sebab pulut santan binasa
                Sebab mulut badan binasa

2              Dahulu Loyang sekarang besi
                Dahulu sayang sekarang benci              

Pantun yang berciri - ciri:
•             Tiap bait 2 baris
•             Tiap baris 9 – 12 suku kata
•             Bersajak a a
•             Baris 1 sebab baris 2 akibat
•             Berupa nasihat
Contoh
1              Kepada orang tua hendaklah hormat
                Agar selamat dunia akhirat

2              Kurang pikir kurang siasat
                Tentu dirimu kelak tersesat          



Read more...