Sunday, November 25, 2012

Diklat PMR Wira SMA N 15 Palembang

0 comments







































Read more...

Sunday, November 11, 2012

Mencari Ikhtisari Buku Non-Fiksi

0 comments


FIKSI dan NON-FIKSI
Fiksi adalah suatu karya sastra yang mengungkap realitas kehidupan sehingga mampu mengembangkan daya imajinasi. Sifat fiksi yaitu segala sesuatu yang diungkapkan tidak dapat dibuktikan kebenarannya dalam kehidupan sehari-hari, karena merupakan hasil rekaan.
Karangan Fiksi berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang atau analisa ilmiah. Fiksi imajinatif dapat berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah berupa fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah.
Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya. Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.
Nonfiksi adalah karya sastra yang dibuat berdasarkan data – data yang otentik saja, tapi bisa juga data itu dikembangkan menurut imajinasi penulis. Karangan nonfiktif yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya.
Karangan nonfiktif berusaha mencapai taraf objektifitas yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca. Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukan pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.

RANGKUMAN  dan IKHTISAR
Rangkuman atau ringkasan adalah bentuk ringkas dari karangan dengan masih memperlihatkan sosok dasar dari aslinya. Inti tidak meninggalkan urutan dasar yang melandasinya. Dengan kata lain rangkuman memangkas hal-hal yang lebih kecil. meliputi gagasan utama bacaan sedangkan kerangka dasar masih tampak jelas.
Ciri-ciri ringkasan:
  1. Struktural wacananya tetap tidak berubah sesuai dengan teks bacaan, di mana inti tidak meninggalkan urutan dasar karangan.
  2. Kerangka dasar masih tampak jelas
  3. Memendekkan suatu bacaan atau memangkas gagasan utama menjadi lebih ringkas
  4. Bentuknya lebih pendek atau lebih ringkas dengan tujuannya untuk  memangkas gagasan.


Ikhtisar atau intisari pada dasarnya sama dengan ringkasan dilihat dari tujuannya, keduanya mengambil betuk kecil dari suatu karangan panjang. Perbedaannya ikhtisar tidak mempertahankan urutan gagasan yang membangun karangan itu, terserah pada pembuat ikhtisar. Untuk mengambil inti dia bebas mengambil kata-kata, asal tetap menunjukan inti dari bacaan tersebut.
Ciri- ciri ikhtisar:
  1. Tidak mempertahankan urutan gagasan atau Tidak terikat dengan struktur wacana
  2. Bebas mengkombinasikan kata-kata asal tidak menyimpang dari inti.
  3. Tujuannya untuk mengambil inti, berisi bagian – bagian penting dalam teks wacana,
  4. Memendekkan suatu bacaan,


Rangkuman
Ikhtisar
-  Membuat betuk kecil karangan
-  Mereproduksikan kata pengarang

-  Mempertahankan urutan gagsan karangan yang membangun sosok/ bahan karangan.
-  Penyusunan terikat penataan, isi, dan sudut pandang.

-  Bersifat objektif, menyusun tidak boleh mengubah susunan maupun sudut pandang.

-  Kalimat pendek dan senada dengan kalimat bacaan.
-    Mengambil intinya
-    Mereproduksikan kembali secara kreatif kata dari pengarang.
-    Urutan gagasan yang diungkap kembali tidak seperti urutan gagasan karangan.
-    Penyusunan bebas, mengungkapkan apa yang menurutnya mewakili inti bacaan.
-     Subjektif, penyusunan boleh mengubah menurutnya yang mewakili init
-     Kalimat cenderung sesaui dengan keinginan penyusuanan.
*Perbandingan mendasar antara rangkuman dan ikhtisar


Contoh Buku nonfiktif, artikel jurnalis yang di muat Kompas, 5 Agustus 2012
TRADISI BUKA PUASA BERSAMA      
Buka puasa bersama kini seolah menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari ibadah di bulan Ramadhan. Kegiatan ini dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, dari kelas bawah hingga kelas atas. Bahkan, di bulan Ramadhan, kegiatan politik pun menyeeuaikan dengan jadwal puasa hingga dibungkus dengan acara buka puasa bersama. Bahkan 89,7 persen responden jajak pendapat menjawab bahwa kegiatan tersebut memiliki manfaat secara sosial untuk membangun kebersamaan. Meskipun puasa baru menginjak hari ke-12, sudah 38,4 persen responden yang mengaku telah menghadiri acara buka puasa bersama.
oleh Gunawan

Langkah Menentukan Intisari dari Bacaan
  • membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang. Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.
  • membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap bagian atau setiap paragraf.
  • dengan  berpedoman  hasil  catatan,  mulai menentukan satu intisari dari gagasan atau pikiran utama dan menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan tersebut berdasarkan bahasa sendiri.
  • baca kembali hasil intisari dan mengadakan perbaikan apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
  • tulis kembali hasil intisari berdasarkan hasil perbaikan dan pastikan bahwa intisari yang dihasilkan lebih pendek dibanding dengan pikiran-pikiran pokok di catatan semula

Read more...