Sleepwalking atau yang laten dengan nama
mengigau berjalan merupakan suatu parade sains kontemporer yang belum banyak di
muat dalam majalah ilmiah. Dalam hal ini, ada 2 sisi yang dapat tertangkap
dalam pengalaman seseorang menggigau. Pertama sadar sedang mengigau dan kedua
tak bisa mengelak bahwasan sedang mengigau, atau kata lainnya sangat sulit
untuk tersadar dari kondisi sleepwalking.
Berdasarkan latar belakang, hasil
penelitian membuktikan satu dari lima anak mengalami sleepwalking teratur dan
setidaknya 40% melakukannya minimal sekali. Dan seiring dengan
bertambahnya usia, hal tersebut menjadi langka, tetapi 1 - 2,5% orang dewasa
masih melakukannya. Sebuah jurnal ilmiah memaparkan seseorang dapat sadar dari
sleepwalking 2/3 nya usai mereka kembali tertidur pulas dan 1/3 nya bisa
tersadar karena ada kejadian tertentu yang membuat mereka bangun (woke
up),seperti terjatuh. Kejadian berjalan dalam tidur ini dapat di sebabkan
karena mimpi seseorang sedang melarikan diri dari sesuatu yang menakutkan dan
bisa juga sedang mencari - cari barang dalam mimpinya itu.
Seorang narasumber yang tak ingin di sebut
namanya mengomentari dalam berita muatan bbc mengenai topik ini. “Ketika
saya masih kecil aku sering berjalan dalam tidur ke lantai bawah dan bergabung
dengan orang tua saya menonton TV sampai mereka membawa saya kembali ke tempat
tidur”
Jadi, siapapun yang telah mengalami
sleepwalking akan tahu bahwa itu tampaknya menjadi kejadian yang sangat aneh,
sebuah kejadian yang memiliki fitur dua dimensi, tidur dan bangun. Pengalaman
di atas adalah bukti keanehan bagaimana bisa ya si narasumber turun dengan
selamat melalui tangga dalam kondisi tertidur. Inilah yang perlu kita kuak.
Kejadian tidur
Kita tidak tahu persis kerja otak yang
membuat seseorang mengalami sleepwalking, dan terkadang tidak sama sekali atau
sedikit yang dapat tertangkap oleh sleepwalker mengenai lingkungan sekitar saat
sleepwalking itu terjadi. Parade sains sleepwalking ini mengundang banyak
penelitian demi menguak bagaimana bisa terjadi, seperti menguji dengan
mensikluskan waktu tidur, dimulai dengan masa tidur ringan dalam waktu dua
puluh menit atau lebih, dan kemudian menjadi sedikit lebih ringan lagi sebelum
seseorang tergelincir ke dalam fase rapid eye movement atau REM, tidur . Siklus ini kemudian di ulangi beberapa
kali sepanjang malam, dengan durasi tidur REM diperpanjang setiap kali, sampai
dengan siklus mencapai bagian utama dari tidur normal.
Dalam pengujian ini kemungkinan besar
untuk bermimpi adalah selama tidur REM. Selama tahap ini sleepwalker tidak
bisa berbuat apa – apa mencegah memerankan mimpinya, dengan tidur sambil
berjalan. Ini adalah bagian paradoksal. Otak cukup aktif untuk sleepwalker
agar bergerak, tapi tidak begitu aktif agar sleepwalker terbangun. Sebuah
penelitian terbaru yang dilakukan di Niguarda Hospital di Milan, Italia,
peneliti meneliti gelombang otak orang yang tidur sambil berjalan dan menemukan
bahwa beberapa bagian otak terjaga dan bekerja, sementara yang lain tertidur
lelap alias tidak bekerja, ini menunjukkan tidur sambil berjalan disebabkan
oleh ketidakseimbangan antara kedua belahan.
Ada hoax bahwa sleepwalking dengan ciri
orang berjalan bersama tangan terangkat lurus ke depan seperti zombie,
ekspresinya yang sayu, seolah-olah mata pandangan kosong, dan sangat sulit
untuk mendapatkan perhatian mereka adalah mereka yang tertidur berjalan
di mana menavigasi sekitar rumah berdasarkan memori.
Hal tersebut di bantah “apanya yang
berdasarkan memori”. Profesor Matthew Walker dari Klinik Tidur University
College London Hospital memiliki cerita berkebalikan bahwa ia berseorangkan
pasien dengan pengalaman keluar dari rumah, masuk ke mobil dan melaju, sambil
tidur nyenyak. Lalu ada kasus gadis berusia 15 tahun yang pada tahun
2005 ditemukan meringkuk tidur di atas sebuah crane 130 ft, setelah naik di
sana sementara tidur sambil berjalan.
Kasus-kasus ini jarang terjadi. Tidur
sambil berjalan sesekali tidak cenderung mengindikasikan bahwa pertumbuhan
seseorang bermasalah. Jika itu terjadi setiap malam dan menyebabkan masalah,
maka spesialis menyarankan bahwa orang tua perlu menghabiskan seminggu mencatat
waktu ketika sleepwalking cenderung terjadi, dan kemudian dengan lembut
membangunkan anak sekitar lima belas menit sebelum waktu sleepwalking yang
orang tua catat. Hal ini sering akan mematahkan siklusnya.
Satu nasihat tentang tidur sambil berjalan
yaitu berhati - hatilah bahwa hal itu berbahaya untuk berjalan dalam tidur, dan
tak terbayangkan bagaimana sleepwalking bisa saja mencelakakan anda. Jadi
bagaimanapun bila kita menjumpai rekan yang sedang sleepwalking usahakan entah
bagaimana caranya sakiti mereka agar terbangun. Dan tentunya ada
kemungkinan mereka tidak akan senang dengan perilaku anda membangunkannya
-PUBLICinspire-
0 comments :
Post a Comment
Satu komentar anda akan di baca oleh banyak orang,dan dua komentar anda akan lebih banyak di baca pula. silahkan berkomentar